Tuesday 6 June 2017

Laba 2016, ghuraba Adventure . lintas alam, outbound

LABA (Lintas Alam Bambu Apus) 2017



Lomaba lintas alam bambu apus yang sudah 14 tahun lalu selalu dilakukan oleh anak-anak muda kebanggaan negeri ini. kami dahulu masih menjadi peserta hingga sekarang kami yang akan membentuk generasi ghuraba yang masih muda untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

kawan jika kalian ingin indonesia ini  maju, moralnya baik, maka kalian bangun dari anak-anak bangsa ini, karena mereka yang akan meneruskan perjuangan negara ini.

ini adalah semangat PANCASILA yang kalian selalu serukan itu, tapi jangan kalian hanya membuat gambar saya indonesia saya pancasila tanpa ada yang kalian lakukan untuk negeri ini

Thursday 20 November 2014

pendakian ke mahameru 1

puncak mahameru adalah puncak tertinggi jawa, sudah banyak orang yang mencoba untuk berdiri dipuncak tertinggi jawa itu, meski untuk kesana harus melewati medan yang cukup berat, tidak sedikit pendaki yang meninggal ketika mendaki puncak mahameru.
dan puncak mahameru juga adalah tempat suci bagi umat hindu, bahkan orang bali rela dateng jauh-jauh dari bali hanya untuk mengambil air yang menurut mereka itu adalah air suci, di sana ada dua sumber air yang mereka sucikan, yang pertama ada di pos ranu kumbolo, itu adalah danau yang cukup besar yang berada di ketinggian 2400 MDPL, dan juga menjadi tempat favorit bagi para pendaki, selain tempat yang sangat indah disana juga adalah sumber air pertama bagi para pendaki. yang kedua adalah sumbermanik itu terletak di pos kali mati, lokasinya berada sekitar 1 km di sebelah barat dari pos kali mati, itu juga sumber air terakhir untuk mencapai puncak mahameru.
pendakian ke puncak mahameru sudah di lakukan sejak jaman dulu, dan pendaki pertama yang pernah mendaki ke puncak mahameru adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan belanda, ia mendaki dari sebelah barat daya lewat widodaren. selanjutnya Junhuhn (1945) ahli botani berkebangsaan belanda dari utara lewat gunung ayek-ayek, gunung inder-inder dan kepolo. Tahun 1911 van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah tahun 1945 umumnya pendakian di lakukan lewat lereng utara melalui ranupane dan ranu kumbolo seperti sekarang ini.
dan dari sinilah kisah itu dimulai, aku melakukan pendakian pertamaku ke gunung semeru itu di lakukan pada bulan januari 2013, kami berangkat dari setasiun senen pada tanggal 31 desember 2012, awalnya kami mempunyai rencana untuk melakukan pendakian di tgl 31 desember, sehingga pada tanggal 1 januari 2013 sudah berada di puncak mahameru, tapi ternyata tiket kereta tanggal 29 / 30 sudah habis terjual, jadi kami mulai mendaki pada tanggal 1 januari 2013, dan kami berangakat dari stasiun pasar senen hari selasa tanggal 31 desember 2012, dan itu team kami di bagi dua keloter, karena ada dua temen kami yang tidak dapat teket berangkat yang sama, sehingga mereka naik kereta majapahit dan kami naik kereta mataremaja, kami berangkat terlebih dahulu, dan kereta majapahit berangkat setelahnya hanya beda 3 jam, tapi sampai di setasiun malang hanya beda 1 jam.
di dalam kereta ternyata pendaki yang tujuannya mungkin sama dengan kami ternyata banyak sekali, hampir semuanya adalah pendaki, mungkin ini dikarenakan efek dari film 5 CM. kami dikereta itu selama 17 jam, rasanya sangat bosan, kami menghabiskan waktu dengan bercerita, foto-foto, dan terkadang setiap stasiun yang berhenti cukup lama kami turun untuk berfoto, dan walaupun selama 17 jam di perjalanan kami tetap sempatkan waktu kami untuk sholat, dan mungkin tidak terlalu banyak yang melakuakn itu, tapi kami tetap melakunnya.
dan setelah pagi menjelang kami telah tiba di daerah jawa timur, setelah sampai di daerah jawa timur tidak banyak kereta kami ini berhenti di setiap setasiun, dan karena pemandangan di pagi hari ini sangat menarik, kami sering pergi ke tempat pintu masuk kereta untuk melihat pemandangan, meskipun itu dilarang, ini mungkin karena rasa penasaran yang sangat tinggi, dan ketika hampir jam 8 pagi kami sampai di setasiun malang. dan kereta majapahit yang di taiki oleh dua teman kami ini baru sampai di setasiun malang sektar pukul 9. dan ketika dua teman kami ini sampai team kami  ini akhirnya lengkap, sekarang kami lengkap ber tujuh, memang beda seperti cerita film 5 CM.

kami memberi expedisi ini pendakian mahameru 1, dengan anggota team saya (adi indra purnama) sebagai ketua kelompok saya yang tengah yang pake iket kepala selayer orange, dan (aria warta) dia teman saya yang sudah cukup berpengalaman yang bawa cariel paling gede yang di kanan belakang, yang sedang pegang tongkat, (eko mulyana) dia baru ikut kami mendaki, pengalamannya baru di papandaian dan semeru, yang sedang jongkok di depan yang pake kupluk dan masker, kemudian (mpo may) atau maymunah yang paling kiri yang pake kerudung putih yang di tasnya ada jas hujan warna biru, dia juga masih pemula, (iin maena) yang di belakang sebelah kiri saya yang pake jilbab crem, yang pake selayer, dia juga pemula, (hidayanti rohmah) atau Anty yang pake jaket chelsea, dia juga pemula, dan yang terahir (ipeh) yang pek kupluk pink sebelah mpo may dia juga pemula. dan dua orang di depan cewe dan cowo saya lupa namanya, dia kenalan bertemu ketika di ranukumbolo.
meski pendaki kami ini mayoritas pemula tapi kami tetap bertekat untuk bisa sampai puncak bersama-sama.
pagi itu setelah mempersiapkan semuanya kami langsung mencari kendaraan untuk pergi kepasar tumpang, karena dari pentunjuk yang saya baca untuk samapai di ranupane kita harus sewa angkot sampe kepasar tumpang, karena jika tidak sewa angkot kita harus naik dua kali angkot, nah di stasiun malang untuk mencari angkutan untuk di sewa itu tidak lah sulit, ketika kita keluar stasiun sudah banyak sekali calo yang menawari kita untuk sewa angkot sampai pasar tumpang, dan akhirnya setelah cukup sengit kami nego harga sama calo, akhirnya kami mendapatkan sewa angkot yang cukup murah juga, sekitar 125 kalo ga salah saya lupa soalnya, sebenerya bisa lebih murah, karena kami hanya ber tujuh jadi agak susah juga, dan ternyata kami di antar sampai di rumah pak rus, di sebelah pasar tumpang. pak rus ini sudah sangat terkenal di kalangan para pendaki yang ingin mendaki gunung semeru. di tempat pak rus kami naik truk sayur milik dia yang memang di sewakan untuk mengatar kami sampai di ranu pane, karena agak cukup lama kami baru bisa jalan ke ranu pane, kami besih-besih badan dulu dan membeli logistik di pasar, dan disana pak rus dan anaknya mba nur sangat ramah kami di persilahkan istirahat di rumahnya, bahkan banyak pendaki lain yang beristirahat di rumahnya sejak 4 hari lalu, dan mereka tidak di pungut biaya, dan karena cukup lama kami menunggu keberangkatan kami sempat berbincang - bincang dengan para pendaki lain dan juga masyarakat di situ, yang tidak dapat saya lupakan adalah saya dan teman-teman makan mie ayam yang harganya waktu itu hanyak 4000 rupiah tetapi rasanya tidak seperti mie seharga itu, mungkin kalau di jakarta mie ayam itu harganya bisa 15 rb - 20rb.
dan akhirnya kami berangkat juga, dengan menumpang truk sayur, itu pengalaman yang seru, karena kami di angkut seperti barang hasil bumi, dan ketika sampai di desa sebelum ranupane kami melihat hampir di seluruh rumah disana terdapat pohon apel di depan rumahnya, saya sering membayangkan kalau saja saya punya teman yang tinggal di sana pasti saya mampir untuk memakan apelnya, dan tidak lama ternyata kami telah sampai di perbukitan, jalanan disana mulai mnyempit, dan benar saja tidak jauh sudah terlihat antrian mobil yang macet akibat ada kendaraan yang ingin turun dari bromo dan kami yang ingin naik kesana, sehingga menjadi macet cukup parah di sana cukup lama hampir 2 jam kami di tempat macet itu, di karenakan di perparah oleh kendaraan bermotor yang suka selak-selak, di sana sangat sulit mengendarakan kendaraan cukup besar karena jalan yang sempit di tambah itu ada dia area perbukitan yang kanan kirinya jurang yang kedalamannya lebih dari 100- 300 , dan macet itu juga di perparah dengan turunnya hujan, memang hujannya tidak lebat, tapi terlalu banyak kabut, dan ketika lepas dari tempat yang macet itu kami tiba di pesimpangan bromo dan semeru, disana seharusnya jika cuaca cerah menjadi tempat untuk foto-foto, karena memang pemandangannya yang bagus. seperti gambar ini tetapi gambar ini di ambil ketika kami sudah turun dari gunung semeru.

sekitar jam 2 siang kami baru sampai di ranu pane, sesampainya disana kami tidak langsung ke pos pendaftaran pendakian, tetapi kami istirahat di masjid depan ranu pane, walaupun di wilayah sana tidak semuanya muslim akan tetapi ada masjid disana, dan di sana ada juga pure, kami istirahat di masjid cukup lama, karena kami harus sholat juhur dan ashar di jamak, dan disana mpo may ada janji dengan orang di warung langit, lokasinya di sebelah masjid, dan karena kami khawatir tidak bisa naek, karena menurut informasinya untuk naik ke semeru harus booking dulu, itu di karenakan semakin banykanya orang yang ingin naik ke semeru, jadi kami minta tolong sama temennya mpo may yang ada di warung langit untuk bantuin booking, tetapi kata mas ardi di suruh coba booking sendiri, kalo ga bisa baru di bantu, dan akhirnya saya langsung ke pos pendaftaran, dan ternyata disana sudah padat orang untuk naek, saya langsung masuk aja ke kerumunan yang memenuhi loket pendaftaran, dan saya langsung minta formulir simaksi, ternyata langsung dapet, dan langsung saja saya isi semua datanya, meskipun ada beberapa data logistik yang nembak, karena saya kurang hafal.
setelah selesai pendaftaran simaksi saya langsung kumpul dengan teman-teman saya, ternyata teman-teman saya yang saya kira mereka menunggu di warung langit, malah sudah ada di pos pendaftaran, ya sudah langsung saja kami berkumpul dan mempersiapkan semuanya, setelah semuanya siap kami berdoa sebelum berangkat, karena memang januari itu musim hujan, sehingga suasana sore itu agak sedikit mendung dan berkabut, sehingga ketika di perjalanan menuju pintu masuk saya sudah mengingatkan kepada anggota team saya untuk mempersiapkan jas hujan mereka ditaruh tempat yang mudah di jangkau.
sesampainya di depan pintu masuk jalur pendakian gunung semeru ternyata banyak orang sedang beristirahat, sepertinya mereka sudah turun dari gunung, memang karena pendakian malem tahun baru itu banyak, dan kami ini sepertinya keloter terakhir, karena memang setelah kami turun itu pendakian di tutup sampai bulan mei, dikarenakan untuk membiarkan alam kembali memulihkan dirinya dan dikarenakan musim penghujan yang intensitasnya sedang tinggi-tingginya.
setelah berjalan sekitar 30 menit dari pos pendakian, ternyata turun hujan yang cukup banyak, sehingga kami mempersiapkan jas hujan, hanya saya saja yang tidak pake, karena saya sudah terbiasa trecking basah-basahan dan juga karena saya tidak punya jas hujan, dan karena hujan maka perjalan kami semakin berat apa lagi bagi anggota kami yang masih baru, pasti sangat berat. sekitar satu jam lebih kami tiba di pos 1, dan ke adaan sudah mulai gelap, sehingga kami berhenti sebentar disana untuk istirahat dan makan, karena ternyata perutkami sudah sangat laper, karena kami baru isi perut itu ketika pagi di rumah pak rus, jadi sampe sore ini belum makan, supaya tidak ada anggota kami yang sakit, kami memutuskan untuk istirahat dan makan.
cukup lama juga kami istirahat, dan langit pun semakin gelap, sekang sama sekali sudah tidak bisa melihat apapun tanpa bantuan senter, dan di tambah sudah mulai ada hembusan angin dari sisi gunung, menurut pengalaman saya angin gunung di malam hari itu membuat suhu semakin dingin, sehingga karena takut semua anggota terkena hipotermia, maka kami memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan, lagian beberapa teman kami sudah mulai tidak kuat oleh suhu dinginnya.
setelah mempersiapkan semua peralatan perjalanan malam, kami bersiap melakuakan perjalan malam, perjalanan malam itu cukup sulit jika belum pernah melakukan, karena jarak pandang terbatas dan karena hujan jalanan menjadi sangat licin, sehingga kami membentuk formasi , dengan formasi saya di depan sebagai penunjuk jalan dan teman saya aroy di belakan untuk swiping anggota, sehingga anggota yang perempua ada di tengah, jujur perjalanan malam itu sangatlah berbahaya, apalagi kami lebih banyak anggota perempuan, dan yang agak sulit untuk berjalan adalah mpo may, sehingga beban ia di alihkan ke kami ber tiga cowo, dan terkadang saya dan aroy yang lebih senior untuk bergantian membawakan tasnya mpo may.
dan perjalan dari pos 1 sampai ke pos 2 itu cukup berat, dikarenakan jalan yang licin dan gelap, tidak sedikit dari kami yang terpeleset ketika berjalan, dan sepanjang perjalanan kami sering mengalihkan rasa dingin dan letih kami dengan bercanda, dan juga kata-kata yang selalu terdengar adalah " awas kayu, awas lubang, awas licin,awas becekan, awas jurang sebelah kiri" kata-kata seperti itulah yang selalu terdengar sepanjang perjalanan, memang sudah menjadi aturan tidak tertulis ketika trecking malem kita harus mengingatkan teman kita di belakang, karena trecking malem biasa membuat formasi berbaris memanjang satu jalur, sehingga jika tidak di ingatkan teman kita yang belakang terkadang kurang memperhatikan jalan.
sekitar 1 jam lebih kami baru sampai di pos 2, dan di selter pos dua sudah penuh dengan pendaki yang sedang beristirahat, sehingga kami hanya beristitahat di pinggir-pinggir jalan, dan sambil sedikit basa basi dengan pendaki lain,
Pendaki lain : "sini mas ngopi dulu, atau ngteh dulu, istirahat saja dulu"
Kami : " iya mas, terimakasih"
memang tidak terlalu lama kami beristirahat, karena badan kami sudah mulai kedinginan, karena memang sejak dari pos 1 angin selalu berhembus, di sertai hujan gerimis, dan ketika kami telah berjalan tidak lama kami berpapasan dengan team lain yang baru turun, dan seperti biasa kami menyapa.
salah seorang yang sedang turun berkata : " mas mau naik ya,
Saya ;" iya mas"
salah seorang yang sedang turun berkata : " hati-hati mas, di jalur setelah pos 3, tanjakan ke atasnya sangat licin, saya aja sudah jatuh berkali-kali, sebaiknya mas ngecamp saja, besok pagi baru lanjutkan"
Saya : " iya mas, terimakasih atas informasinya"
dan kami pun langsung melanjutkan perjalanan, dalam benakku sempat berfikir, bagai mana cara pelanjutkan perjalan ketika sampai di pos 3. hampir 2 jam kami baru sampai pos 3, itu dikarenakan kami banyak berhenti setelah pos 2 tadi, karena ada satu teman kami anty, yang posisinya persis di belakang saya, dia tidak kuat jalan, jadi kami cukup lama untuk sampai di pos 3, pas ketika di jalan menuju pos 3, ketika anty minta berhenti kami lalu berhenti, dan saya bertanya kepada anty.
Saya :" anty kenapa?"
Anty : " kaki anty, kaku kak," sambil memegang pahanya yang sakit, dan saya lihat muka dia juga sudah mulai pucat, sehingga kami berhenti sebentar, saya meminta anty untuk duduk di pinggiran saja dulu sebentar, dan coba di urut-urut dikit, karena biasanya ketika kita mendaki bagian tubuh yang paling berat kerjanya adalah kaki, jadi wajar aja jika kaki kita keram atau ada otot yang ke pelintir.
karena agak susah mengurut dengan memberinya minyak urut, karena anty sedang mengenakan jas hujan, jadi setelah lebih enakan kami langsung melanjutkan perjalanan karena anty kakinya sakit, sehingga tasnya saya bawakan. dan benar saja ketika samapai di pos 3 kami di hadapkan dengan tanjakan yang cukup curam dan sangat licin, padahal tanjakannya tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar dia atas 50 m, kami sempat berhenti sebentar disana, sambil beristirahat, dan saya mencoba mencari cara untuk dapat membuat kami bisa naik ke atas, saya dan aroy coba naik ke atas berdua, ternyata memang sangat licin sekali, untung saja saya pakai sendal gunung, sehingga tidak mudah terpeleset, tapi permasalahannya buka itu, permasalahannya adalah bagai mana cara membawa wanita-wanita ini, karena perjalanan yang landai tadi saja sudah sangat sulit, dan saya dan aroy mencoba cara pertama untuk membuat tali dari atas sampai bawah, tetapi karena tali kami kurang panjang, sehingga tidak cukup untuk mengulurnya dari atas sampai bawah, hanya bisa separuhnya saja, dan kami coba, ternyata susah juga, lalu saya dan aroy turun ke pos 3 lagi, dan saya menanyakan kepada mereka, apakah mau lanjut, tetapi lebih banyak dari mereka terdiam, dan ada yang terserah, saya sebagai ketua team harus mengambil keputusan yang tepat dan cepat, karena saya melihat sebagian besar sudah tidak kuat lagi untuk berjalan, di tambah jalur yang sangat licin membuat perjalanan malam itu menjadi lebih sulit, jadi saya memutuskan untuk ngecamp di pos 3, karena di selter sudah ada yang lebih dulu ngecamp sehingga kami harus mencari tepat lain, dan saya melihat ada sedikit lahan utuk ngecamp, walaupun harus di bersikan dan di buka sedikit lahanya, dan juga ada balok kayu yang cukup besar melintang disana mempersulit kami untuk membangun tenda, karena yang paham memasang tenda hanya saya dan aroy, jadi hanya kami berdua yang lebih banyak bekerja, dan saya juga sedikit memberikan intruksi kepada anggota yang perempuan dan juga kepada eko. agak lama juga kami baru bisa mendirikan tenda yang ala kadarnya itu, selesai tenda di dirikan dan barang-barang kami sudah dimasukan kedalam tenda, kami langsung masuk dan sebelum tidur
laksanakan sholat magrib dan isya, di tenda masing -masing, karena kami bawa 2 tenda, yang satu untu cowo dan yang satu lagi untuk cewe.
memang kondisi gunung semeru waktu itu sedang tidak bersahabat, sebelum kami mendaki kesana bulan desembernya aja sudah ada yang meninggal ketika mendaki kesana, bapak-bapak sekitar umur 50 han meninggal akibat serangan jantung, dan malem-malem ketika kami tidur ada pendaki yang di gotong ke bawah, katanya seh kena hipo, tapi masih hidup sepertinya, hanya salah satu orang dari kelompok itu meminta nomor orang di posko bawah untuk minta bantuan, karena saya hanya punya nomor pak rus, dan pak nur, ya sudah saya kasih saja kedua nomor itu, sebenarnya seh saya ingin menolong mereka sampai posko ranu pane, tetapi karena saya punya tanggung jawab dengan team saya, jadi saya hanya bisa membantu sebatas itu saja.
sempat terfikir bagai mana jika yang kejadian seperti itu ada di team kami, saya pasti akan panik seperti mereka, dan kami pusn istirahat hingga pagi, dan tidak lupa sholat subuh, dan saya langsung keluar mencari tempat yang aman untuk melakukan ritual di pagi hari, saya memang orang yang sangat mudah untuk buang hajat ketika pagi hari mau di tempatnya seperti apapun tetap saja saluran buang saya ini memang tidak bisa kompromi, karena suasana masih sepi karena masih cukup gelap, jadi saya leluasa untuk membuang hajat, selesai itu seperti aturan pendakian kotoran sehabis buang hajat harus di kubur dengan tanah, jadi saya gali tanah, mirip seperti kucing seh, tapi memang itu aturan pendakian. dan ternyata bukan hanya saya saja yang ingin buang hajat teman-teman saya juga merasakan hal yang sama tapi mereka tidak berani karena sudah mulai terang, ya sudah saya membuat tempat mck darurat buat mereka dengan bahan jas hujan mereka yang saya jembreng dengan tali, tapi tetap saja mereka tidak jadi buang hajat besar, tapi hanya pipis, setelah selesai semua kegiatan pagi itu selesai kami hendak melanjutkan perjalanan, dan ada yang lucu dari kejadian malam tadi, ternyata teman saya seh eko semalem dikasih lihat penampakan anak kecil, yang melambai-lambai kedia seperti sedang ingin mengajak si eko bermain, makanya pas malam sedang diriin tenda dia malah langsung masuk tenda dan saya suruh keluar ga mau, dan juga ada anggota perempuan saya, si ipeh ternyata semalem dia nangis aja, kepingin pulang, mungkin karena kedinginan, ya wajar aja seh, si ipeh itu baru kelas 3 smp, dan juga dia baru pertamakali naik gunung, wajar aja dia kaget dengan suhu gunung yang dingin. dan pagi itu kami langsung melanjutkan pendakian, setelah siap semua kami langsung jalan kembali, dan terlihatlah tanjakan setelah pos 3 yang menjadi penghambat pendakian semalam, dan ternyata sudah lebih mudah, karena sudah tidak terlalu basah dan juga sudah ada undakan-undakan yang di buat dengan golok tebas yang memudahkan kami untuk naik. ini sepertinya di buat pas semalem ada evakuasi oleh renger yang nurunin pendaki yang terena hipotermia.
memang cukup melelahkan untuk bisa melewati tanjakan pos 3 ini, jelas saja sesampai di atas temen-temen langsung minta istirahat, padahal baru saja mulai naik, memang sih karena sudah lama istirahat sehingga menyebapkan otot-otot mereka masih kaku, ya kami istirahat sebentar, mungkin sekitar 2 jam perjalan kami sudah mulai melihat di kejauhan seperti ada air di bawah yang tertutup kabut yang cukup tebal, karena memang karena cuaca lagi tidak bagus, sehingga tidak banyak pemandangan yang dapat kami lihat, karena terlalu banyak kabut. dan setelah samapai di pos 4 cuaca mulai cerah, dan langsung saja terlihat danau yang sejak kemarin kami tunggu-tunggu, dan ini lah yang di sebut surga di gunung semeru, karena memang sangat indah pemandangan di ranu kumbolo, dan kami langsung mengeluarkan alat-alat dokumentasi kami masing-masing,








sesampainya kami di pos 5, yaitu pos ranu kumbolo, pos ini sekitar 30 menit lebih dari pos 4, padahal dari pos 4 itu pos 5 ranu kumbolo terlihat. karena beberapa hal kami memutuskan untuk ngecamp di ranu kumbolo, sekalian mengeringkan barang kami, karena kehujanan semalam,
dari pagi sampai malam kami istirahat dan mendirikan camp di ranukumbolo, suasana kala itu ranukumbolo selalu di selimuti kabut, hanya sesekali cerah, tapi ketika sore kabut mulai menghilang, dan suasana sedikit cerah, karena melihat keadaan cuaca sudah cukup cerah saya berniat melanjutkan pendakian, tapi saya mendiskusikan terlebih dahulu ke teman-teman, dari semua teman saya hanya 2 orang yang tidak sanggup lagi meneruskan pendakian, jadi kami terpakasa meninggalkan mereka berdua, mpo may dan ipeh, menurut mpo may dia ga mao ngerepotin saya karena semaleman jalan aja banyak berhentinya, jadi dia ga pengen lanjutin, ya udah saya bersama yang laen melanjutkan pendakian dari pukul 9 malem, memang itu bukan waktu yang tepat, karena butuh 5 jam perjalanan dari ranukumbolo untuk sampai di kali mati.
malam itu kami tetep melanjutkan perjalanan, personil yang melanjutkan perjalanan ada 5 orang saya (adi), anty, iin, aroy, ekoy. awalnya perjalanan kami masih biasa saja, setelah melewati tanjakan cinta kami menurunin bukit menuju padang rumput yang luas yang dikenal dengan nama oro-oro ombo, di sana memang benar-benar padang rumput luas, tapi tidak usah takut karena jalur masih sangat jelas terlihat meski malam hari, tidak jauh dari oro-oro ombo kami sampai di pos selanjutnya yaitu cemoro kandang, ketika kami memasuki cemoro kandang, entah kenapa perasaan saya agak anaeh, saya merasa seperti melintasi sebuah gerbang yang besar, karena memang masuk ke cemoro kandang kita memasuki hutan yang di penuhi pepohonan besar dan lebat.
tidak lama setelah kita sampai di pos cemoro kandang, perut saya agak mules, sehingga saya harus mengistirahatkan team, dan disana ketika saya mencari tempat untuk boker yang jauh dari jalur pendakian, dan sepertinya ada keanehan yang terjadi, karena teman saya iin bilang ada yang terbang putih di atas kepala saya tapi dia bilangnya setelah kita sudah turun.
setelah itu kami lanjutkan perjalanan lagi, dan sebelum sampai jambangan terjadi hujan abu vulkanik yang membuat suasana malam itu semakin mencekam, dan kami segera mengenakan buff kami untuk menghindari debu tersebut, dan tidak lama kami sudah sampai di pos jambangan anty pun mengeluh kesakitan lagi kakinya, karena memang menuju pos jambangan anty beberapa kali minta berhenti karena kakinya sakit, dan di jambangan anty di urut sebentar sampai kakinya sudah enakan lagi dan kuat di ajak jalan.
dan setelah anty sudah bisa jalan kembali akhirnya kami melanjutkan perjalanan, untungnya dari jambangan sampai ke kali mati jalannya landai, tidak lama kami berjalan akhirnya kami sampai di kali mati, di sana tempatnya luas sekali dan menjadi tempat camp terakhir sebelum muncak ke mahameru, dan waktu itu ketika kami sampai disana saya bingung jalan mana yang menuju puncak mahameru, karena tempatnya padang luas, kebetulan disana ada sekelompok tenda yang terpasang tapi kelihatannya penghuninya tidak ada, mungkin sudah pada nai ke puncak, dan disana kita berusaha bertanya dengan tenda yang sepertinya ada orangnya, tapi kami panggil- panggil di ada respon, ya udah saya bilang ke aroy untuk coba mencari jalan, dan deket tenda tersebut aroy menemukan jalan, dan saya pastikan iya ternyata itu jalan, tapi saya agak ragu, tapi karena kita tidak punya informasi lebih akhirnya kita susuri jalan tersebut, semakin masuk kedalam jalur tersebut jalannya semakin tertutup, saya bilang ke aroy, " roy, kayaknya jalan ini udah lama ga dilewatin deh, soalnya makin dalem makin ketutup", dan akhirnya kita benar - benar ke luar jalur, mungkin bisa di bilang tersesat.
mungkin kita sudah tersesat selama 1 jam, dan anty pun terus memegang tangan ku erat banget, kayaknya dia belum pernah tersesat, dan saya pun menenangkannya " tenang nty, tidak apa - apa"
karena memang saya masih bisa mengatasi hal tersebut, dan saya katakan ke aroy " roy coba lo cek jalan di depan putus apa ga" terus aroy ngecek dan bilang " putus bot"
gwa memutuskan untuk kita kembali ke posisi semula ya itu di pos kali mati, karena karena kalau kita maksain untuk terus bisa jadi kita akan tersasar lebih jauh, terlebih kita bawa perempuan, kalau saya sama aroy doang sih pasti gwa tembusin jln tersebut, karena gwa masih bisa ngelihat puncak mahameru darisana, dan akhirnya kita kembali ke pos kali mati, dan disana anty sepertinya sudah kena mentalnya, ya wajar sih, itu pendakian pertamanya terlebih lagi kita nyasar.
dan sama membagi tugas ke aroy dan ekoy untuk berpencar mencari jalan agar lebih cepat di temukan, disana si anty sangat kawatir sekali kesaya, saya juga heran kenapa ga biasanya, dan tidak lama saya melihat tanda di sebelah kiri kali mati dari arah kami menuju kali mati, memang agak jauh, dan saya hampiri ternyata benar ini jalur sebenarnya, saya senang banget dan kita melanjutkan perjalanan menuju pos arcopodo, disana kami sudah mulai terlihat senang karena sudah bisa bercanda lagi, setelah beberapa waktu berselang sebelum pos arcopodo saya melihat ada sebuah bangunan di atas, saya pikir itu pos arcopodo ternyata bukan, pas kita hampiri bangunan yang saya liat dari bawah ternyata tidak ada apa - apa, hanya sebuah batang pohon yang hampir tumbang lantaran tanahnya sebagian longsor, jadi memang jalur menuju arcopodo ini sudah hampir terputus karena longsor, tidak jauh dari situ akhirnya kita sampai juga di pos arcopodo, walaupun kalau kata pendaki lama pos arcopodo itu bukan lah pos arcopodo yang sebenarnya, itu sudah bergeser dari jalur sebenarnya, mungkin karena sudah terputus karena longsor.
ketika kami sampai di pos arcopodo itu sudah jam 4 lewat, dan saya memutuskan untuk kita istirahat dulu makan dan sholat subuh, dan disana saya sakit perut lagi, dan saya kaget karena pas saya cebok menggukan tisu kok pantat saya berdarah, di situ saya kaget karena belum pernah terjadi sebelumnya.
kejadian saya berak berdarah ini tidak saya ceritakan kepada kawan - kawan , karena saya tidak mau mereka menjadi khawatir, setelah selesai sholat subuh kita lanjutkan pendakian, karena memang waktunya sudah sangat mepet, tidak lama berjalan dari pos arcopodo kita sampai di pos cemoro tunggal yang berarti kita akan berhadapan dengan track pasir gunung semeru yang terkenal sulit, terlebih waktu itu hujan, di track pasir kita ga mengira ternyata info dari jurnal yang kami baca benar bahwa di track tersebut sangat susah untuk naik, karena kita naik 3 langkah merosot 2 langkah, karena memang kita sudah berjalan dari jam 9 malam dan belum tidur sama sekali membuat tenaga kami habis. dan kita bertemu dengan pendaki yang sudah turun dan bertanya berapa jam lagi sampai sana, dia bilang " wah mas masih jauh, bisa 5 sampai 6 jam untuk sampai ke puncak", mendengar itu saya berfikir ulang untuk melanjutkan pendakian, karena jam sudah hampir jam 8 dan kita belum jauh melewati cemoro tunggal. akhirnya saya memutuskan untuk berhenti sampai disini, kawan - kawan pun terlihat kecewa, saya pun begitu, tapi saya harus bijak, jangan memaksakan kenginan dengan mengorbankan nyawa, karena kalau kita sampai puncak di atas jam 10 takutnya gas beracun nya naik dan dapat membahayakan kita, gwa ga mau kejadian yang di alami soe hok gie dan ildan lubis bisa terjadi pada team gwa.

meski kita gagal mencapai puncak, tapi puncak bukan lah tujuan akhir, tujuan akhir dari perjalanan adalah kembali ke rumah masing - masing dengan selamat.

akhirnya kita kembali menuju ranu kumbolo, karena masih ada teman kita yang tertinggal di sana dan kita tidak tau bagaimana kondisi mereka,

perjalanan menuju ranukumbolo berjalan dengan sangat lancar mungkin karena sekarang kita berjalan menurun.

 sesampai di oro - oro ombo hujan sudah mulai reda.


dan tibalah kami di ranukumbolo, tidak lama sampai hujan pun turun, dan mpo may memasakan kami nasi yg terlanjur jadi bubur, karena kata mpo may dari pada kaga jadi kalo di masak jadi nasi, jadi di bikin bubur aja, ya kalau saya sih sangat bersyukur yang penting bisa makan karena tubuh ini butuh nutrisi untuk bisa mengembalikan tenaga dan semangat yang terkoyak - koyak oleh perjalanan yang ternyata belum bisa mencapai target.

kami pun istirahat setelah perut kami terisi, di iringi hujan kami pun tidur, dan terbangun waktu ashar, setelah sholat langsung kita packing untuk turun menuju ranu pany karena memang esok siang kita sudah harus berada di stasiun malang untuk kembali ke jakarta.

dan menjelang magrib kita berjalan turun menuju ranu pany karena perjalanan dari ranukumbolo ke ranu pani memakan waktu 5 jam kami akhirnya sampai juga di ranu pani, walaupun perjalanan turun tidak terlalu berat seperti perjalanan naik, hanya kita sempat lelah sampai terjatuh dan bernyanyi sepanjang perjalanan untuk menghibur hati dan melupakan letihnya.

sampai di ranu pani kami singgah di masjid untuk numpang beristirahat dan sholat disana, saya sempat mandi dulu disana, walaupun airnya super dingin, jelas saja karena ketinggian ranu pani tidak jauh beda dengan ranu kumbolo masih di sekitaran 2000 an mdpl.

setelah sholat kita pun tidur di masjid, tetapi ada keanehan yang terjadi, karena saya terbangun sekitar jam 3 an untuk memeriksa teman teman, pada waktu itu saya melihat teman teman saya yang cewe mereka ber 4 tidur bersama dan kami cowo juga, tapi yang aneh pas mau masuk waktu subuh pas saya keluar mau ambil wudhu saya ke temu mpo may dari arah rumah warung langit, saya tanya " mpo may dari mana" terus mpo may bilang " gwa dari rumah warung langit, gwa kan semalem tidur di sana sama si embah" terus gwa bilang" lah bukanya mpo tidur di majid semalem" mpo may bilang " kaga"

dan itu membuat gwa bingung, dan gwa langsung masuk ke masjid melihat teman - teman gwa yg cewe, benar saja mereka cuma ber 3, padahal gwa inget sebelum gwa ke temu mpo may gwa melihat mereka masih ber 4.

 


 


 




Friday 21 June 2013

KUMPULAN CERITA LUCU

  • Gara-gara Bodrex
    • pada suatu siang yang sangat terik, ketika itu bulan puasa, ada kakek-kakek bersama cucunya sedang duduk-duduk di teras rumah, ketika itu si kakek berkata kepada si cucu. " cuu... sini cuu. tolong belikan kakek bodrex, kakek mau minum bodrex.". mendengar perkataan si kakek , si cucu kaget terheran-heran. lalu si cucu bertanya pada si kakek, " kakek tidak puasa ya?" dan kakek pun menjawab " itulah hebatnya Bodrex, bisa diminum kapan saja".

TSS vol 2 sub indo